
Semarang, 23 Juni 2025 – Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, sukses menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu bertajuk “Pemertahanan Budaya Lokal: Peluang dan Tantangan”. Acara berlangsung secara virtual melalui platform telekonferensi Zoom pada Senin, 23 Juni 2025, pukul 14.00–16.00 WIB.
Kuliah Dosen Tamu ini diselenggarakan dengan tujuan utama membekali mahasiswa dan masyarakat umum dengan wawasan mendalam mengenai isu-isu krusial dalam pelestarian dan pemertahanan budaya lokal. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., menyambut baik inisiatif dari Departemen Sejarah ini. “Semoga melalui Kuliah Dosen Tamu ini, mahasiswa dan khalayak umum semakin memahami budaya lokal dengan segala peluang dan tantangannya, terutama di era digital saat ini,” ujarnya.
Sesi utama acara diisi dengan paparan materi yang komprehensif oleh Dr. Els Bogaerts, seorang pakar terkemuka di bidang sejarah lokal dari Universiteit Leiden. Dr. Bogaerts secara khusus mengambil topik “Pelestarian Budaya Jawa di Era Digital”. Dalam uraiannya, Dr. Bogaerts memaparkan berbagai aspek pemertahanan budaya lokal, dengan fokus pada budaya Jawa, mulai dari potensi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, hingga ancaman dan tantangan signifikan yang dihadapi di era modern. Ia juga memaparkan strategi adaptasi budaya agar tetap relevan tanpa kehilangan esensi dan estetikanya. Sesi diskusi semakin interaktif dengan panduan Dr. Slamet Subekti, M.Hum. sebagai moderator.
Dr. Els Bogaerts menyoroti bagaimana era digital menghadirkan peluang besar untuk pendokumentasian dan revitalisasi budaya. Ia memberikan beberapa contoh konkret inisiatif pendokumentasian musik Indonesia yang memanfaatkan teknologi, seperti Music of Indonesia Series, Aural Archipelago yang menjadi repositori daring rekaman lapangan musik dari seluruh Indonesia, serta Irama Nusantara. Ia juga mencontohkan upaya revitalisasi seperti pengembangan “rinding kompreng” di Wonogiri sebagai bentuk baru dari alat musik tradisional rinding.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang antusias dari para peserta, menunjukkan tingginya minat dan kepedulian mahasiswa serta audiens terhadap isu budaya lokal yang dibahas. Keberhasilan acara ini diharapkan dapat memicu diskusi lebih lanjut dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya pelestarian budaya lokal di tengah gempuran modernisasi, khususnya dalam konteks budaya Jawa.